Memberi Perhatian yang Layak Pada Kelapa

Kelapa adalah pohon kehidupan. Di Indonesia, dengan areal 3,8 juta ha, kelapa merupakan tanaman budidaya perkebunan terluas kedua setelah kelapa sawit. Tapi berbeda dengan kelapa sawit yang lebih banyak diusahakan oleh perusahaan besar,  sekitar 97% areal kelapa merupakan per kebunan rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan  sampai di pulau-pulau terpencil pada ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut.

Jika rata-rata pemilikan 1,0 ha/KK, berarti ada 3,8 juta keluarga tani yang terlibat, dan apabila setiap hektar memerlukan 1 KK buruh tani untuk pemeliharaan, panen, dan pengolahan kopra, berarti masyarakat pe desaan yang pendapatannya bergantung pada kelapa mencapai 7,6 juta keluarga atau sekitar 38 juta jiwa.

Dari pohon kelapa ini bisa dihasilkan beragam jenis produk dengan nilai tambah yang beragam. Namun dengan potensi yang dimiliki tanaman ini, dan dengan berbagai teknologi budidaya dan teknologi pengolahan kelapa yang sudah dikembangkan di berbagai  perguruan tinggi dan di berbagai litbang pertanian, sudahkah petani kelapa mandiri dan sejahtera?

Fenomena yang banyak dijumpai adalah masih banyak petani kelapa di Indonesia  yang mengelola kebun kelapanya dengan produktifitas yang rendah, masih banyak petani kelapa yang menjual kelapanya dalam bentuk kopra dengan harga yang relatif rendah dan fenomena petani kelapa yang justru menggunakan minyak goreng dari kelapa sawit untuk kebutuhannya sehari-hari. Fenomena sederhana ini mengindikasikan ada yang keliru dalam kebijakan pemerintah selama ini dalam mengelola potensi kelapa di Indonesia.

Bercerminlah ke negara tetangga kita Filipina. Kita akan segera jumpai betapa “masih tertinggalnya” kita.

Blog ini dimaksudkan untuk menjadi cermin dan penyemangat bagi kita bahwa jika kita memberikan perhatian yang layak pada komiditi ini, banyak persoalan bangsa ini, terutama persoalan ketenagakerjaan (pengangguran) dan kemiskinan bisa teratasi.